Support By

Site Info

Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free!

My Ping in TotalPing.com

Followers

Sabtu, 08 Maret 2014

Diguyur Hujan, Peserta Dongdang Tak Patah Semangat




Meski terus diguyur hujan lebat, festival dongdang dan maulid akbar tahun 2014 tingkat Kabupaten Bogor tetap berlangsung. Peserta pawai dongdang yang berjumlah ribuan pun tetap antusias membopong dongdanya masing-masing menuju lajur penilaian. Alhasil hujan yang turun Sabtu (22/2) di bumi tegar beriman sejak pagi itu pun tak patahkan semangat peserta dongdang. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Rahmat Surjana, mengatakan melalui festival Dongdang dan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2014 ini dapat terlihat antisias masyarakat yang senantiasa menampilkan potensi-potensi daerahnya masing-masing. Potensi tersebut bisa ditingkatkan untuk mendukung visi misi Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten termaju se-Indonesia.

“Jika dilihat dari faktor cuaca yang hujan, dapat dilihat pula bahwa masyarakat tetap semangat mengikuti kegiatan ini. Karena dari sanalah kita bisa lihat betapa tinggi rasa gotong royong yang dimiliki masyarakat Kabupaten Bogor. Kalaupun hujan turus bersamaan dengan kegiatan ini, itu sudah menjadi kehendak Allah SWT. Yang terpenting kita sudah berupaya sebaik mungkin untuk membuat kegiatan ini sarat dengan makna, sosial, budaya dan agama”, terang Rahmat.

Camat Jonggol Renaldi Yushab Fiansyah, mengatakan walaupun hujan kami tetap semangat. Sejak jam 02.00 WIB kami sudah bersiap hingga akhirnya jam 05.00 WIB kami tiba di lokasi. Sementara untuk persiapan kita lakukan selama tiga hari. Jumlah personil yang dilibatkan sebanyak 350 personel dari 14 desa dan 45 dongdang.“Konsep yang kita usung adalah tema muslim tradisional, yakni tradisi sunda. Bentuk dongdang kita sama dengan tahun kemarin hanya isinya yang berbeda. Kemudian ada umbul-umbul yang berjumlah 90 buah. Tahun ini kita optimis meraih juara, walaupun sebetulnya juara bukan satu-satunya tujuan, karena yang terpenting adalah kebersamaan”, terang Renaldi.

Selanjutnya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan yang juga turut meriahkan festifal dongdang mengusung tema yang memberi pesan untuk berhemat menggunakan air. Tiga dongdang yang ditampilkan diantaranya berupa miniatur Bima Suci yang melambangkan sebuah pengorbanan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan. Kemudian keran air raksasa yang melambangkan hemat menggunakan air, serta patung tangan dan airyang melambakan air sebagai sumber kehidupan. “Ada 40 personil yang kita terjunkan untuk meriahkan festifal dongdang tahun 2014 ini. Meski sempat dilanda khawatir karena hujan turun, namun kita tetap semangat untuk memeriahkan festifal ini, karena bagi kami yang terpenting adalah semangat kebersamaannya dan melestarikan budaya kita. Untuk persiapan, kita lakukan selama seminggu agar dongdang yang kita bawa ini tampil maksimal”, papar Evi Pancawati, Kepala Bagian Umum PDAM Tirta Kahuripan.

Salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Bogor, Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) juga tak ketinggalan semangatnya menampilkan dingdang meski diguyur hujan. Sekretaris Diskominfo, Sony Abdussyukur, memaparkan kita tetap semangat meski hujan turun lebat. “Tema dongdanya sendiri adalah, sesuai dengan tugas Diskominfo yang membidangi Televisi dan Radio Tegar Beriman (Teman RTV), Menara bersama dan telekomunikasi. Untuk hasil tani, ini membuktikan kita juga tidak terlepas mendukung program Bupati Bogor, salah satunya revitalisasi pertanian”, paparnya.(Rido/Diskominfo Kabupaten Bogor).
sumber http://ppid.bogorkab.go.id/

Read More »
07.12 | 0 komentar

Bupati Harapkan Seluruh Desa Ada Linmas

Bupati Bogor Rachmat Yasin mengharapkan, petugas perlindungan masyarakat (Linmas) ada di seluruh desa di daerah yang dipimpinnya.

"Linmas perempuan seperti di Desa Cimanggis harus jadi pilot project, sehingga di seluruh desa anggota Linmas terdiri atas laki-laki dan perempuan," katanya di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (30/4/2013).

"Sehingga ada keseimbangan potensi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan," tambahnya pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ke-63 dan Satuan Perlindungan Masyarakat (Linmas) ke-51 di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong.

Pihaknya mengapresiasi bahwa di Kabupaten Bogor ada anggota Linmas perempuan.
"Ini menandakan kebangkitan perempuan di tingkat desa," katanya menegaskan.

Dalam kesempatan itu, bupati meminta masyarakat dapat memperlakukan Linmas secara dewasa. Wujud dari sikap dewasa dimaksud, kata dia, seperti jangan menjadikan petugas Linmas seperti tukang parkir dan mengangkut piring kotor. 

"Mereka adalah pelindung masyarakat, dan memiliki tugas membantu aparat Polri dan TNI di tingkat kecamatan dan desa untuk menjaga keamanan dan ketertiban, serta menjaga wibawa pemerintah daerah," katanya.

Rachmat Yasin menyatakan, dia memberikan penghargaan kepada Linmas, karena perlindungan masyarakat merupakan tugas yang sangat berat. "Saya berikan penghargaan karena Linmas dan Satpol PP telah berhasil mengamankan Pilkada Jawa Barat dan Pemilihan Kepala Desa di Kabupaten Bogor, yang tentunya di bawah koordinasi Polri dan TNI," katanya. 

"Ironisnya, jangankan honor, kadang seragam pun lima tahun sekali baru ganti," tambahnya.

Untuk itu, dirinya meminta Kasatpol PP untuk segera memikirkan untuk memanusiakan Linmas dan Satpol-PP. "Tunjangan setiap bulan pun akan kita perhatikan, kalau perlu kita buat Perda tentang tunjangan bagi aparat di desa-desa ini. Jumlah Polri dan TNI di tingkat Koramil dan Polsek masih kurang, tanpa dibantu Satpol PP dan Linmas akan kesulitan," katanya. 

Dalam peringatan HUT Satpol-PP dan Linmas itu, bupati menyematkan tanda pangkat pada pakaian dinas Satpol PP yang sesuai dengan Permendagri. Selain itu, juga menyerahkan bantuan kepada 63 anak yatim. 

Sumber: Antara

Read More »
07.02 | 0 komentar

Strategi Menggalang Kekuatan untuk Lantangkan Isu Perdesaan

gerakan desa membangun dan relawan tik indonesia
Gerakan Desa Membangun dan Relawan TIK Jawa Barat Dorong Pemanfaatan TIK Perdesaan
Gerakan Desa Membangun (GDM) mulai menerapkan strategi holistik untuk menggalang kekuatan pengarusutamaan isu perdesaan di ruang publik. Bila pada awal gerakan, GDM fokus mendorong komunitas warga di perdesaan untuk bersuara, kini dia mulai mempengaruhi komunitas kelas menengah dan penentu kebijakan untuk mendukung inisiatif kreatif masyarakat desa.
Strategi atas-bawah musti dilakukan untuk melakukan perubahan sosial. Perubahan sosial lahir dari kemampuan masyarakat akar rumput untuk mengorganisasi diri, sekaligus mengomunikasikan gagasannya secara apik ke pelbagai kalangan. GDM percaya perubahan bisa diraih melalui kepemimpinan gagasan. Karenanya, GDM harus mampu mengemas gagasannya secara fleksibel saat bertemu dengan pelbagai kalangan, baik masyarakat akar rumput, kelas menengah, hingga penentu kebijakan publik.
Untuk melakukan perubahan sosial melalui kepemimpinan gagasan, GDM harus mampu mengelola percobaan dan pengalaman organisasi menjadi pengetahuan eksplisit (explicit knowledge). Pengetahuan yang ekplisit mampu disebarluaskan secara massif sebagai rujukan publik dalam mengambil keputusan. Apabila sebagian besar publik bisa menerima gagasan itu, bahkan mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan itu secara otomatis perubahan sosial akan tercipta.
Habermas memberikan sumbangan atas pemikiran ini. Menurutnya, rasionalitas memiliki keterkaitan erat dengan kemampuan linguistik manusia atau paradigma komunikasi. Perubahan sosial lahir karena adanya komunikasi, karena itu GDM perlu mengemas gagasannya secara cerdas sehingga menyadarkan pelbagai komunitas untuk mendorong perbaikan atas nasib warga yang tinggal di wilayah perdesaan. Strategi ini disebut Habermas sebagai rasio memihak atau keberpihakan emansipatoris, yaitu komunikasi yang berpihak pada kelompok masyarakat yang tertindas, terhegemoni, dan terpinggirkan.
Keberpihakan emansipatoris ala GDM diwujudkan melalui tiga cara, yaitu (1) mendorong semakin banyak masyarakat perdesaaan untuk bersuara, (2) kemampuan mengelola pengalaman organisasi menjadi pengetahuan ilmiah, dan (3) mempengaruhi para penentu kebijakan publik untuk mengadopsi pengetahuan dan praktik baik tata kelola perdesaan dalam peraturan dan perundang-undangan.
Cara pertama cukup sukses dilakukan oleh GDM. Ada ratusan desa secara mandiri memanfaatkan website dan teknologi informasi lainnya untuk berbagi informasi dan pengalaman. Kini, desa mampu mempromosikan potensi dan produk unggulannya ke ruang publik, bahkan sejumlah desa mampu memasarkan aneka produk rural melalui jagad broadband. Untuk memasifkan praktik baik itu, GDM meluncurkan Program 1000 website desa gratis supaya menambah jumlah desa yang mampu menyuarakan gagasannya.
Meski pelan, cara kedua mulai tunjukkan hasil. GDM mampu mendokumentasikan kegiatan dalam pelbagai bentuk, seperti artikel, kajian, maupun laporan penelitian. Hal itu terjadi karena organisasi ini mampu mengomunikasikan gagasannya pada kelompok menengah, seperti blogger, mahasiswa, jurnalis, praktisi teknologi informasi, maupun kalangan peneliti sosial. Ratusan artikel yang mengulas GDM tersebar di media massa on-line maupun off-line. Bahkan, sejumlah civitas akademika telah menjadikannya sebagai bahan kajian untuk skripsi, tesis, maupun desertasi.
Tantangan terbesar ada pada strategi ketiga, yaitu mempengaruhi kebijakan publik. Target terbesar GDM adalah ikut melahirkan peraturan dan perundang-undangan yang berpihak pada masyarakat perdesaan. Bagi GDM, perubahan sosial harus ditandai oleh perubahan struktural, yaitu munculnya sistem baru yang mengakomodasi kepentingan masyarakat perdesaan. Asa perbaikan tata kelola desa ada pada Rancangan Undang-Undang (RUU) Desa yang tengah digodog di Pansus DPR RUU Desa.
Sejumlah gagasan GDM telah diadopsi dalam draft RUU Desa, seperti (1) menempatkan desa bukan sekadar sebagai wilayah administratif melainkan sebagai kesatuan wilayah hukum berdasarkan hal asal dan usul; (2) hak penganggaran dalam kebijakan pembangunan desa; (3) kewenangan untuk mengelola sumber daya alam di wilayahnya; dan (4) kewenangan untuk mengelola bentuk organisasi maupun tata pemerintahan yang memperhatikan kearifan lokal.
Selain RUU Desa, ada sejumlah perubahan tata perundang-undangan yang tengah dikawal oleh GDM, yaitu perubahan UU Perlindungan Pekerja Indonesia di Luar Negeri, RUU Pertanahan, dan RUU Pemerintah Daerah. Pada ranah ini, GDM bersentuhan dengan pelbagai kepentingan sehingga kemampuan negosiasi, penggalangan opini publik, dan bermain peran mutlak diperlukan. Pada urusan ini, GDM tampil luwes dan tak perlu harus tampil di depan. GDM lebih mementingkan substansi gagasannya masuk dalam peraturan dan perundangan daripada menjadi pahlawan yang acapkali justru tampil kesiangan.
Yossy Suparyo, Juru Bicara Gerakan Desa Membangun
sumber http://desamembangun.or.id/

Read More »
06.48 | 0 komentar

Hasjim Djalal, Diplomat Ulung yang Sanggup Berunding Sampai Pagi


Hasjim Djalal, seorang diplomat ulung Indonesia genap berusia 80 tahun. Banyak catatan menarik sepanjang kariernya di dunia internasional, termasuk kemampuan berunding yang mumpuni.

Hasjim pernah menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk PBB (1981-1983), duta besar di Kanada (1983-1985), duta besar di Jerman (1990-1993), serta duta besar keliling pada masa pemerintahan Presiden Soeharto dan BJ Habibie. Ayah dari mantan dubes Indonesia di Amerika Serikat, Dino Patti Djalal ini juga pernah dipercaya untuk duduk sebagai anggota dewan maritim Indonesia, penasihat senior menteri kelautan dan perikanan dan penasehat kepala staf TNI Angkatan Laut serta di kantor Menteri Percepatan Pembangunan Indonesia Timur.

Di kalangan dunia internasional, Hasjim dikenal sebagai pakar hukum laut internasional. Namun, lebih penting dari itu, Hasjim adalah pelaku sejarah bagi bangsa Indonesia. Hasjim tercatat sebagai salah satu arsitek United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) atau konvensi hukum laut internasional yang disahkan PBB pada 10 Desember 1982.

Pada saat merdeka tahun 1945, wilayah Indonesia hanya dua juta kilometer persegi, tetapi sejak berlakunya UNCLOS, luas wilayah Indonesia meningkat tiga kali lipat menjadi hampir enam juta kilometer persegi.

Konvensi hukum laut internasional adalah mengembangkan teori bahwa satu negara yang terdiri atas kepulauan, dianggap satu, dan menyatukan seluruh perairan di dalamnya sebagai wilayah nasionalnya.

Menurut Kapala Staf Angkatan Laut TNI Marsetio, Hasjim Djalal ibarat mercusuar yang sangat dibutuhkan kapal yang tengah berlayar di tengah lautan. Ia menjadi pemandu kapal di malam hari agar tidak tertabrak karang. Menurut Marsetio, hampir dalam semua potensi konflik terkait masalah perbatasan, TNI AL selalu berkomunikasi dan meminta nasihat dengan Hasjim Djalal.

"Dedikasi, loyalitas, dan pengabdian beliau sangat besar bagi bangsa ini. Karena itu beliau mendapat bintang jasa sebagai penghargaan tertinggi TNI AL yang diberikan secara selektif," tutur Marsetio dalam acara peringatan 80 tahun Hasjim Djalal di Djakarta Theatre, Selasa (25/2) malam.

Sedangkan Menteri Kelautan dan Perikanan Syarif Cicip Sutarjo mengatakan Hasjim Djalal adalah pahlawan dan pelaku sejarah yang telah melakukan usaha yang berliku liku untuk memperjuangkan penambahan luas laut Indonesia. Menurut Cicip, ke depan harus ada perubahan paradigma pembangunan dari yang selama ini landbased oriented menjadi marinebased oriented.

"Karena 70 persen wilayah Indonesia adalah lautan. Laut sebagai satu andalan perekonomian kita ke depan," kata Cicip.

sumber http://news.detik.com/read/2014/02/26/100324/2508623/608/hasjim-djalal-diplomat-ulung-yang-sanggup-berunding-sampai-pagi

Read More »
06.20 | 0 komentar

Jumat, 07 Maret 2014

Peningkatan Jalan Lingkungan Kp. Warnasari Timur

Jalan merupakan kebutuhan yang menjadi pembuka akses Masyarakat didalam kebutuhan sehari-harinya, konkritnya ketika Fasilitas Jalan lancar maka Segala urusan, baik itu didalam Ekonomi Sosial dalam ke Masyarakatan akan lancar pula. Tapi sebaliknya  bilamana jalan tersendat dan tidak lancar maka kehidupan Ekonomi sosial dalam Masyarakat akan Terisolir, dan akhirnya terjadi Stagnan sosial, dan kalau itu benar- benar terjadi, maka sudah jelaslah akan tercipta keterpurukan sosial dan akhirnya terjadilah bencana sosial.
Guna meminimalisir hal tersebut, kembali Pemerintah Desa Cibeber I melakukan peningkatan Jalan Lingkungan diwilayah Kp. Warnasari Timur. 







Read More »
23.05 | 0 komentar

Jembatan Kp. Hegarsari II (Rw. 07) DISTERILKAN

SEBELUM DIBANGUN




SETELAH DIBANGUN





Read More »
22.49 | 0 komentar

Politik Cerdas Masyarakat Desa Cibeber I



Pemilu Legislatif dan Pilpres akan berlangsung sebentar lagi. Pesta Demokrasi yang sedikit banyak “seharusnya” menyita perhatian seluruh warga masyarakat Desa Cibeber I. Tepatnya 9 April 2014 nanti pemilu legislatif dilangsungkan dengan memilih wakil rakyat pada semua tingkatan. Khusus di Desa Cibeber I, hanya pemilu DPRD Kabupatenlah yang paling di rasa cukup “meriah” karena calon pemilih merasa berhadapan langsung dengan calon yang akan dipilih.

Semua atribut politik sudah mulai menghiasi sudut dan pinggir jalan desa maupun jalan lingkungan. Ini bukti bahwa para kontestan sudah mulai mengajak masyarakat untuk memasuki tahapan pemanasan agar tahun depan semua calon benar-benar siap bersaing.

Namun untuk Desa Cibeber I, ada hal menarik yang diperlihatkan oleh warga masyarakatnya, karena warga menanggapi secara datar terhadap sosialisasi yang dilakukan oleh para calon legislatif maupun tim suksesnya. Masyarakat sepertinya sudah semakin cerdas, dan inilah yang menjadikan sebagian besar caleg mulai kesulitan menghadapi pemilih yang semakin menunjukan kecerdasannya.

Membagikan uang kepada calon pemilih sepertinya sudah tidak efektif lagi. Karena walau uang sudah diterima, pilihan belum tentu jatuh kepada si pemberi uang, ini mejadi resiko tersendiri bagi para Calon Legislatif. Mungkin inilah yang nantinya bisa mengubah cara pandang calon legislatif untuk menerapkan cara berkampanye yang lebih baik dan lebih bermanfaat.

Disisi lain, sebagai warga masyarakat Desa Cibeber I patut berbangga karena melihat realita bahwa pemilih sekarang semakin cerdas dan ini sangat menggembirakan karena hal ini menunjukan pendidikan politik dalam derajat tertentu mulai menunjukan hasil. Arus informasi semakin deras dari media merupakan referensi dan pengetahuan bagi masyarakat Desa Cibeber I.

Selain ada kebanggaan, ada pula tantangan dalam berpolitik di desa, yaitu perlu kebersamaan dalam membangun budaya politik. Budaya politik adalah suat sikap orientasi yang unik dan khas dari tingkah laku politik warga masyarakat. Didalam budaya politik tersusun sikap, emosi, kepercayaan dan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat terhadap caleg atau partai politik. Disinilah saatnya kita menjaga kebersamaan dalam menghadapi pesta demokrasi tahun depan, walau tidak harus berlangsung natural tapi bisa dirancang dan dibangun oleh para tokoh yang ada di desa untuk selalu menciptakan suasana damai tanpa menghilangkan semarak khas pesta demokrasi.

Read More »
22.06 | 0 komentar