Pemilu Legislatif dan Pilpres akan berlangsung sebentar lagi. Pesta Demokrasi yang sedikit banyak “seharusnya” menyita perhatian seluruh warga masyarakat Desa Cibeber I. Tepatnya 9 April 2014 nanti pemilu legislatif dilangsungkan dengan memilih wakil rakyat pada semua tingkatan. Khusus di Desa Cibeber I, hanya pemilu DPRD Kabupatenlah yang paling di rasa cukup “meriah” karena calon pemilih merasa berhadapan langsung dengan calon yang akan dipilih.
Semua atribut politik sudah mulai menghiasi sudut dan pinggir jalan desa maupun jalan lingkungan. Ini bukti bahwa para kontestan sudah mulai mengajak masyarakat untuk memasuki tahapan pemanasan agar tahun depan semua calon benar-benar siap bersaing.
Namun untuk Desa Cibeber I, ada hal menarik yang diperlihatkan oleh warga masyarakatnya, karena warga menanggapi secara datar terhadap sosialisasi yang dilakukan oleh para calon legislatif maupun tim suksesnya. Masyarakat sepertinya sudah semakin cerdas, dan inilah yang menjadikan sebagian besar caleg mulai kesulitan menghadapi pemilih yang semakin menunjukan kecerdasannya.
Membagikan uang kepada calon pemilih sepertinya sudah tidak efektif lagi. Karena walau uang sudah diterima, pilihan belum tentu jatuh kepada si pemberi uang, ini mejadi resiko tersendiri bagi para Calon Legislatif. Mungkin inilah yang nantinya bisa mengubah cara pandang calon legislatif untuk menerapkan cara berkampanye yang lebih baik dan lebih bermanfaat.
Disisi lain, sebagai warga masyarakat Desa Cibeber I patut berbangga karena melihat realita bahwa pemilih sekarang semakin cerdas dan ini sangat menggembirakan karena hal ini menunjukan pendidikan politik dalam derajat tertentu mulai menunjukan hasil. Arus informasi semakin deras dari media merupakan referensi dan pengetahuan bagi masyarakat Desa Cibeber I.
Selain ada kebanggaan, ada pula tantangan dalam berpolitik di desa, yaitu perlu kebersamaan dalam membangun budaya politik. Budaya politik adalah suat sikap orientasi yang unik dan khas dari tingkah laku politik warga masyarakat. Didalam budaya politik tersusun sikap, emosi, kepercayaan dan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat terhadap caleg atau partai politik. Disinilah saatnya kita menjaga kebersamaan dalam menghadapi pesta demokrasi tahun depan, walau tidak harus berlangsung natural tapi bisa dirancang dan dibangun oleh para tokoh yang ada di desa untuk selalu menciptakan suasana damai tanpa menghilangkan semarak khas pesta demokrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar